Senin, 25 September 2017

TUGAS PERTAMA - TARI SAMAN

EKONOMI KOPERASI
TUGAS PERTAMA
TARI SAMAN



MUTIARA GUSTI PANGESTIKA
25216191
2EB02


FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS GUNADARMA



Tari Saman

Sejarah Saman
Tari saman adalah sebuah tarian Suku Gayo biasa ditampilkan untuk merayakan peristiwa penting dalam adat yang berasal dari Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam. Tari saman juga dikenal dengan tarian seribu tangan. Nama “Saman” berasal dari nama orang yang telah menciptakan tarian ini, yaitu Syeikh Saman. Syeikh Saman adalah salah seorang ulama yang menyebarkan agama Islam di daerah Aceh.
Tari saman diduga berasal dari tarian suku Melayu kuno karena tarian ini menggunakan dua gerakan yang sangat umum digunakan dalam tarian suku Melayu Kuno, yaitu tepuk tangan dan tepuk dada. Tari saman mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun, terutama kekompakan dan kebersamaan. Sejak 24 November 2011, tari saman telah ditetapkan sebagai salah satu Warisan Budaya Tak benda asal Indonesia oleh UNESCO dalam sidang keenam Komite Antar Negara yang dilaksanakan di Bali. Tarian yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan sebutan “Dance of Thousand Hand” ini hingga sekarang masih terus dilestarikan, bukan hanya oleh orang suku Aceh Gayo, melainkan juga oleh seluruh masyarakat dunia yang mengagumi keunikannya.

Perkembangan Saman
Perkembangan selanjutnya saman sudah dijadikan sebagai kesenian yang diikutsertakan dalam festival sehingga sudah mulai dikenal oleh orang lain. Kegiatan festival yang mulai diikuti oleh tari saman adalah pada Pekan Kebudayaan Aceh (PKA ke-2) tahun 1972 di Banda Aceh. Pada waktu itu tari saman menjadi salah satu tari favorit sehingga digelari oleh Ibu Tien Soeharto sebagai “Tari Tangan Seribu”. Sejak itu tari saman mulai dikenal luas sehingga diundang dalam pembukaan Taman Mini Indonesia Indah pada tahun 1974. Pada tahun berikutnya tari saman diundang kembali ke Jakarta dalam rangka peringatan hari ulang tahun RI ke-30. Pada tahun 1977 tari saman kembali kembali menjadi wakil Aceh dalam Festival Tari Rakyat I di Jakarta dan tahun berikutnya menjadi wakil Aceh mengikuti Fertival Jakarta. Tarisaman juga selalu ikut dalam Pekan Kebudayaan Aceh III tahun 1988 di dan Pekan Kebudayaan Aceh IV tahun 2004 di Banda Aceh. Selain itu tari saman juga pernah diundang ke Amerika, Spanyol, dan Malaysia.
Perkembangan selanjutnya sudah mulai dijadikan sebagai komeditas komersil sehingga banyak berdiri sanggar tari yang memanfaatkan jasa tari saman. Perkembangan terakhir banyak muncul nama tari saman dan ada juga saman yang dimainkan wanita yang kurang sesuai dengan saman yang berasal dari daerah Gayo.

Syair Lagu
Lagu dan syair pengungkapan secara bersama dan berkesinambungan, pemainnya terdiri lebih dari belasan laki-laki yang masih muda tetapi jumlahnya harus ganjil, namun adanya perkembangan zaman, saman sekarang terdiri lebih dari 8 orang dan sering dimainkan oleh wanita dengan memakai pakaian adat. Untuk mengatur sebuah gerakan ditunjuk seorang pemimpin yang disebut syeikh. Selain mengatur gerakan penari, syeikh bertugas menyanyikan syair lagu saman, yaitu ganit.
Untuk syair dari nyanyian lagu tari saman sendiri biasanya merupakan sebuah pepatah dan nasihat yang bermakna begitu dalam. Syair-syair tersebut berisi pesan moril ajaran Islam yang seharusnya diresapi oleh setiap para pendengarnya. Bagi seorang syekh atau pemandu tari, menyanyikan lagu tari saman juga tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Ada 5 aturan atau cara baku yang harus ditaati dalam menyanyikan lagu tari saman ini. Kelima aturan tersebut antara lain:
  • ·       Rengum ata auman yang diawali oleh pemandu.
  • ·         Dering yaitu rengum yang segera diikuti oleh semua penari.
  • ·         Redet atau lagu singkat dengan nada pendek yang dinyanyikan oleh salah satu penari di bagian tengah.
  • ·       Syekh atau lagu yang dinyanyikan dengan suara panjang tinggi sebagai tanda perubahan gerakan.
  • ·     Saur atau lagu yang diulangi bersama oleh semua penari setelah dinyanyikan oleh seorang penari solo. 


Gerakan Tari Saman
Ketika menyebarkan agama Islam, syeikh saman mempelajari tarian melayu kuno, kemudian menghadirkan kembali lewat gerak yang disertai dengan syair-syair dakwah Islam demi memudahkan dakwahnya. Dalam konteks kekinian, tarian ritual yang bersifat religius ini masih digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah melalui pertunjukan-pertunjukan.
Tari saman ditampilkan tidak menggunakan iringan alat musik, tetapi menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka biasanya dikombinasikan dengan memukul dada, pangkal paha, lantai atau kadang menyanyikan syair untuk menyingkronkan gerakan antara penari satu dengan penari lainnya dan menghempaskan badan ke segala arah. Selain itu, ada 2 baris orang yang menyanyi sambil bertepuk tangan dan semua penari saman harus menari dengan harmonis. Dalam Tari Saman biasanya, temponya makin lama akan makin cepat supaya menjadi menarik.
Hal yang harus diperhatikan dari tari saman adalah keseragaman formasi dan ketetapan waktu, maka penari dituntut berkonsentrasi tinggi dan latihan serius agar dapat tampil sempurna. Durasi dalam tari saman 10 menit – 15 menit dalam satu kali penampilan, dengan banyaknya gerakan dan banyaknya formasi yang berpindah-pindah.
Tari Saman ditarikan dalam posisi duduk, termasuk dalam jenis kesenian ratoh duk (tari duduk) dimana posisi penari duduk berlutut, berat badan tertekan kepada kedua telapak kaki. Pola ruang pada tari Saman juga terbatas pada ketinggian posisi badan. Dari posisi duduk berlutut berubah ke posisi di atas lutut (berlembuku) yang merupakan level paling tinggi, sedang level yang paling rendah adalah apabila penari membungkuk badan kedepan sampai 45° (tungkuk) atau miring kebelakang sampai 60° (langat). Terkadang saat melakukan gerakan tersebut disertai gerakan miring ke kanan atau ke kiri yang disebut singkeh. Ada pula gerak badan dalam posisi duduk melenggang ke kanan-depan atau kiri-belakang (lingang). Karena keseragaman formasi dan ketepatan waktu adalah suatu keharusan dalam menampilkan tarian ini maka para penari dituntut untuk memiliki konsentrasi yang tinggi dan latihan yang serius agar dapat tampil dengan sempurna.
Gerakan tangan dalam tari saman antara lain sebagai berikut ini :
1.      Cerkop, yaitu gerakan kedua tangan yang berhimpit dan searah.
2.   Cilok, yaitu menggerakan ujung jari telunjuk seakan-akan akan mengambil sebuah benda ringan seperti garam.
3.  Tepok, yaitu gerakan tangan yang dilakukan dalam berbagai posisi, misalnya baling-baling atau horizontal.

Gerakan kepala dalam tarian saman adalah sebagai berikut :
1.   Anguk, yaitu gerakan kepala seperti mengangguk dalam tempo yang lambat sampai dengan tempo yang cepat.
2.      Girek, yaitu gerakan kepala berputar seperti sebuah baling-baling.
Gerakan-gerakan dalam tarian saman secara umum terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu gerakan tepuk tangan dan gerakan tepuk dada, gerakan guncang, gerakan kirep, gerakan lingang, dan gerakan surang-saring.

Kostum Tari Saman
Kostum atau busana khusus saman terbagi dari tiga bagian yaitu:
·         Pada kepala: bulung teleng atau tengkuluk dasar kain hitam empat persegi. Dua segi disulam dengan benang seperti baju, sunting kepies.
·         Pada badan: baju pokok/ baju kerawang (baju dasar warna hitam, disulam benang putih, hijau dan merah, bahagian pinggang disulam dengan kedawek dan kekait, baju bertangan pendek) celana dan kain sarung.
·         Pada tangan: topeng gelang, sapu tangan. Begitu pula halnya dalam penggunaan warna, menurut tradisi mengandung nilai-nilai tertentu, karena melalui warna menunjukkan identitas para pemakainya. Warna-warna tersebut mencerminkan kekompakan, kebijaksanaan, keperkasaan, keberanian dan keharmonisan.
Tari saman sangat menarik. Pertunjukkan tari Saman tidak hanya populer di negeri kita sendiri, namun juga populer di mancanegara seperti di Australia dan Eropa. Baru-baru ini tari saman di pertunjukkan di Australia untuk memperingati bencana besar tsunami pada 26 Desember 2006 silam. Maka dari itu, kita harus bangga dengan kesenian yang kita miliki, dan melestarikannya agar tidak punah.


Saya akan menceritakan sedikit kegiatan saya menjadi bagian anggota saman di SMA saya. Saat memasuki Sekolah Menengah Atas (SMA) awal perkenalan (MOS) diadakan kegiatan demo ekskul. Maksud dari demo ekskul itu sendiri, untuk mengenalkan apa saja ekskul yang ada di SMA saya. SMA saya memiliki banyak ekskul diantaranya, basket, futsal, taekwondo, PMR, KIR, rohis, tari saman, paduan suara, dan masih banyak lagi. Namun ekskul yang paling banyak didatangi standnya setelah demo ekskul adalah basket, futsal, taekwondo, paduan suara dan tari saman karena kelima ekskul tersebut sudah memiliki banyak prestasi sehingga banyak siswa/siswi ingin mendaftar.  
            Pada saat penampilan tari saman, bukan hanya tari saman saja yang ditampilkan tetapi ada tarian tradisional lainnya seperti tarian dari betawi dan dari bali. Begitu bagus saat penampilan saman, dengan kekompakan dan kerapihan gerakan mulai dari tangan, kepala dan kelenturan tubuh saat mengikuti irama tabuhan rapa’i dari syeikh dan bukan hanya gerakan saja tetapi juga kekompakan suara untuk menyayikan lagu saman tersebut.
            Saat saya mendaftar saman, ternyata banyak juga siswi yang mendaftar. Akhirnya saya pun melakukan latihan pertama kali pada hari Jumat setelah pulang sekolah yaitu jam 11.30. Pertama latihan, para senior memperkenalkan diri dan dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4 orang dengan 2 senior yang akan mengajarkan kita. Kelompok saya mendapat senior menurut saya galak tidak tetapi tegas dalam mengajari gerakan awal.
            Ini pertama kali saya mengikuti kegiatan tarian. Pertama diberitahu bahwa jari harus rapat tidak boleh renggang agar menghasilkan bunyi yang nyaring saat dihentakkan ke pangkal paha atau dada, karena jari saya terkadang renggang sehingga dipakaikan karet gelang supaya jari-jari saya rapat.
            Saya pikir, gerakannya mudah seperti pertunjukkan demo ekskul, tetapi ternyata susah namun lambat laun akhirnya saya bisa menguasai gerakan yang diberikan senior. Kurang lebih sebulan kita belajar gerakan dan mencoba digabungkan menajadi satu baris, lumayan rapih. Jumat minggu depannya, dipanggil syeikh untuk mecoba gerakan diiringi rapa’i tersebut. Awal percobaan, karena kita sama sekali belum pernah mencoba anatara gerakan satu sama lain dengan iringan rapa’i tidak sama atau berantakan sehingga setiap Jumat syeikh pun datang untuk memperlancar gerakan dengan diiringi rapa’i.
            Awal Januari, SMA lain mengadakan lomba saman, SMA saya pun ingin mengikuti lomba tersebut. Dari awal latihan sampai Januari hanya bertahan 30 orang. SMA tersebut memiliki syarat paling banyak 1 tim saman 15 orang, akhirnya diadakanlah pemilihan untuk diambil 15 orang. Pemilihan pun dilakukan dengan unik, yaitu kita disuruh tutup mata, dan senior akan menarik 5 orang masuk keruangan diacak bagian atas bawah dan kita harus siap entah atas atau bawah. Setelah dilihat syeikh dan senior, kita dikasih beberapa pertanyaan yang akan dipertimbangkan apakah ikut lomba atau tidak.
            Setelah mengikuti lomba pertama kalinya, saman SMA saya menang dan selalu ikut perlombaan saman berikutnya di setiap sekolah baik di Depok maupun luar Depok. Prestasi dan piala pun selalu dibawa pulang sebagai hasil jerih payah latihan selama seminggu menjelang perlombaan dan saya pun bangga menjadi bagian dari mereka.
            Tidak hanya diajarkan saman saja, tetapi tarian daerah lainnya juga diajarkan terutama menjelang demo ekskul tahun berikutnya dimana saya menjadi bagian dari acara tersebut. Menjelang demo ekskul, kita dituntut untuk bisa tarian dari betawi dan tarian Bali selain saman karena demo ekskul tidak hanya menampilkan tari saman juga tetapi dicampur dengan tarian lain.
            Saat perayaan Maulid Nabi, saman ikut berpartisipasi dan saya ikut acara tersebut. Menjelang seminggu acara, kami fokus latihan dari pulang sekolah sampai isya. Meskipun kami tampil diacara sekolah sendiri, tetapi kita tetap menampilkan yang terbaik seperti halnya acara lomba lainnya. Biasanya setelah penampilan, selalu diadakan forum dengan tujuan untuk mengevaluasi dari apa yang kita telah tampilkan agar dipenampilan berikutnya bisa menghasilkan lebih baik lagi.
            Tetapi menjelang kenaikan kelas 12, saya memutuskan untuk berhenti dari saman. Pertama capek latihan terutama menjelang lomba bisa sampai isya dan biaya yang dikeluarkan individu untuk lomba tidak murah. Alasan utama saya keluar, karena sudah tidak diizinkan orangtua dan mereka menyuruh saya fokus terhadap sekolah saja.
            Sekian cerita singkat saya sebagai bagian dari penari saman. Saman itu tidak mudah dan tidak susah seperti yang kita lihat setiap acara. Jika kita fokus, niat dan giat latihan, maka kita akan bisa mengikuti gerakan saman tersebut, begitu pula dengan tarian daerah lainnya.



DAFTAR PUSTAKA




Tidak ada komentar:

Posting Komentar