EKONOMI
KOPERASI
TUGAS
PERTAMA
TARI
SAMAN
MUTIARA
GUSTI PANGESTIKA
25216191
2EB02
FAKULTAS
EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
Tari
Saman
Sejarah Saman
Tari
saman adalah sebuah tarian Suku Gayo biasa ditampilkan untuk merayakan
peristiwa penting dalam adat yang berasal dari Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam. Tari
saman juga dikenal dengan tarian seribu tangan. Nama “Saman” berasal dari nama
orang yang telah menciptakan tarian ini, yaitu Syeikh Saman. Syeikh Saman
adalah salah seorang ulama yang menyebarkan agama Islam di daerah Aceh.
Tari
saman diduga berasal dari tarian suku Melayu kuno karena tarian ini menggunakan
dua gerakan yang sangat umum digunakan dalam tarian suku Melayu Kuno, yaitu
tepuk tangan dan tepuk dada. Tari saman mencerminkan pendidikan, keagamaan,
sopan santun, terutama kekompakan dan kebersamaan. Sejak 24 November 2011, tari
saman telah ditetapkan sebagai salah satu Warisan Budaya Tak benda asal
Indonesia oleh UNESCO dalam sidang keenam Komite Antar Negara yang dilaksanakan
di Bali. Tarian yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan sebutan “Dance of Thousand
Hand” ini hingga sekarang masih terus dilestarikan, bukan hanya oleh orang suku
Aceh Gayo, melainkan juga oleh seluruh masyarakat dunia yang mengagumi
keunikannya.
Perkembangan Saman
Perkembangan
selanjutnya saman sudah dijadikan sebagai kesenian yang diikutsertakan dalam
festival sehingga sudah mulai dikenal oleh orang lain. Kegiatan festival yang
mulai diikuti oleh tari saman adalah pada Pekan Kebudayaan Aceh (PKA ke-2)
tahun 1972 di Banda Aceh. Pada waktu itu tari saman menjadi salah satu tari
favorit sehingga digelari oleh Ibu Tien Soeharto sebagai “Tari Tangan Seribu”.
Sejak itu tari saman mulai dikenal luas sehingga diundang dalam pembukaan Taman
Mini Indonesia Indah pada tahun 1974. Pada tahun berikutnya tari saman diundang
kembali ke Jakarta dalam rangka peringatan hari ulang tahun RI ke-30. Pada
tahun 1977 tari saman kembali kembali menjadi wakil Aceh dalam Festival Tari
Rakyat I di Jakarta dan tahun berikutnya menjadi wakil Aceh mengikuti Fertival
Jakarta. Tarisaman juga selalu ikut dalam Pekan Kebudayaan Aceh III tahun 1988
di dan Pekan Kebudayaan Aceh IV tahun 2004 di Banda Aceh. Selain itu tari saman
juga pernah diundang ke Amerika, Spanyol, dan Malaysia.
Perkembangan
selanjutnya sudah mulai dijadikan sebagai komeditas komersil sehingga banyak
berdiri sanggar tari yang memanfaatkan jasa tari saman. Perkembangan terakhir
banyak muncul nama tari saman dan ada juga saman yang dimainkan wanita yang
kurang sesuai dengan saman yang berasal dari daerah Gayo.
Syair Lagu
Lagu
dan syair pengungkapan secara bersama dan berkesinambungan, pemainnya terdiri
lebih dari belasan laki-laki yang masih muda tetapi jumlahnya harus ganjil,
namun adanya perkembangan zaman, saman sekarang terdiri lebih dari 8 orang dan sering
dimainkan oleh wanita dengan memakai pakaian adat. Untuk mengatur sebuah
gerakan ditunjuk seorang pemimpin yang disebut syeikh. Selain mengatur gerakan
penari, syeikh bertugas menyanyikan syair lagu saman, yaitu ganit.
Untuk
syair dari nyanyian lagu tari saman sendiri biasanya merupakan sebuah pepatah
dan nasihat yang bermakna begitu dalam. Syair-syair tersebut berisi pesan moril
ajaran Islam yang seharusnya diresapi oleh setiap para pendengarnya. Bagi
seorang syekh atau pemandu tari, menyanyikan lagu tari saman juga tidak boleh
dilakukan secara sembarangan. Ada 5 aturan atau cara baku yang harus ditaati
dalam menyanyikan lagu tari saman ini. Kelima aturan tersebut antara lain:
- · Rengum ata auman yang diawali oleh pemandu.
- · Dering yaitu rengum yang segera diikuti oleh semua penari.
- · Redet atau lagu singkat dengan nada pendek yang dinyanyikan oleh salah satu penari di bagian tengah.
- · Syekh atau lagu yang dinyanyikan dengan suara panjang tinggi sebagai tanda perubahan gerakan.
- · Saur atau lagu yang diulangi bersama oleh semua penari setelah dinyanyikan oleh seorang penari solo.
Gerakan Tari Saman
Ketika
menyebarkan agama Islam, syeikh saman mempelajari tarian melayu kuno, kemudian
menghadirkan kembali lewat gerak yang disertai dengan syair-syair dakwah Islam
demi memudahkan dakwahnya. Dalam konteks kekinian, tarian ritual yang bersifat
religius ini masih digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan-pesan
dakwah melalui pertunjukan-pertunjukan.
Tari
saman ditampilkan tidak menggunakan iringan alat musik, tetapi menggunakan
suara dari para penari dan tepuk tangan mereka biasanya dikombinasikan dengan
memukul dada, pangkal paha, lantai atau kadang menyanyikan syair untuk
menyingkronkan gerakan antara penari satu dengan penari lainnya dan
menghempaskan badan ke segala arah. Selain itu, ada 2 baris orang yang menyanyi
sambil bertepuk tangan dan semua penari saman harus menari dengan harmonis.
Dalam Tari Saman biasanya, temponya makin lama akan makin cepat supaya menjadi
menarik.
Hal
yang harus diperhatikan dari tari saman adalah keseragaman formasi dan
ketetapan waktu, maka penari dituntut berkonsentrasi tinggi dan latihan serius
agar dapat tampil sempurna. Durasi dalam tari saman 10 menit – 15 menit dalam
satu kali penampilan, dengan banyaknya gerakan dan banyaknya formasi yang
berpindah-pindah.
Tari
Saman ditarikan dalam posisi duduk, termasuk dalam jenis kesenian ratoh duk
(tari duduk) dimana posisi penari duduk berlutut, berat badan tertekan kepada
kedua telapak kaki. Pola ruang pada tari Saman juga terbatas pada ketinggian
posisi badan. Dari posisi duduk berlutut berubah ke posisi di atas lutut
(berlembuku) yang merupakan level paling tinggi, sedang level yang paling
rendah adalah apabila penari membungkuk badan kedepan sampai 45° (tungkuk) atau
miring kebelakang sampai 60° (langat). Terkadang saat melakukan gerakan
tersebut disertai gerakan miring ke kanan atau ke kiri yang disebut singkeh.
Ada pula gerak badan dalam posisi duduk melenggang ke kanan-depan atau
kiri-belakang (lingang). Karena keseragaman formasi dan ketepatan waktu adalah
suatu keharusan dalam menampilkan tarian ini maka para penari dituntut untuk
memiliki konsentrasi yang tinggi dan latihan yang serius agar dapat tampil
dengan sempurna.
Gerakan tangan dalam tari saman
antara lain sebagai berikut ini :
1. Cerkop,
yaitu gerakan kedua tangan yang berhimpit dan searah.
2. Cilok,
yaitu menggerakan ujung jari telunjuk seakan-akan akan mengambil sebuah benda
ringan seperti garam.
3. Tepok,
yaitu gerakan tangan yang dilakukan dalam berbagai posisi, misalnya
baling-baling atau horizontal.
Gerakan kepala dalam tarian saman
adalah sebagai berikut :
1. Anguk,
yaitu gerakan kepala seperti mengangguk dalam tempo yang lambat sampai dengan
tempo yang cepat.
2. Girek,
yaitu gerakan kepala berputar seperti sebuah baling-baling.
Gerakan-gerakan
dalam tarian saman secara umum terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu gerakan
tepuk tangan dan gerakan tepuk dada, gerakan guncang, gerakan kirep, gerakan
lingang, dan gerakan surang-saring.
Kostum Tari Saman
Kostum
atau busana khusus saman terbagi dari tiga bagian yaitu:
·
Pada kepala: bulung teleng atau
tengkuluk dasar kain hitam empat persegi. Dua segi disulam dengan benang
seperti baju, sunting kepies.
·
Pada badan: baju pokok/ baju kerawang
(baju dasar warna hitam, disulam benang putih, hijau dan merah, bahagian
pinggang disulam dengan kedawek dan kekait, baju bertangan pendek) celana dan
kain sarung.
·
Pada tangan: topeng gelang, sapu tangan.
Begitu pula halnya dalam penggunaan warna, menurut tradisi mengandung
nilai-nilai tertentu, karena melalui warna menunjukkan identitas para
pemakainya. Warna-warna tersebut mencerminkan kekompakan, kebijaksanaan,
keperkasaan, keberanian dan keharmonisan.
Tari
saman sangat menarik. Pertunjukkan tari Saman tidak hanya populer di negeri
kita sendiri, namun juga populer di mancanegara seperti di Australia dan Eropa.
Baru-baru ini tari saman di pertunjukkan di Australia untuk memperingati
bencana besar tsunami pada 26 Desember 2006 silam. Maka dari itu, kita harus
bangga dengan kesenian yang kita miliki, dan melestarikannya agar tidak punah.
Saya
akan menceritakan sedikit kegiatan saya menjadi bagian anggota saman di SMA
saya. Saat memasuki Sekolah Menengah Atas (SMA) awal perkenalan (MOS) diadakan
kegiatan demo ekskul. Maksud dari demo ekskul itu sendiri, untuk mengenalkan
apa saja ekskul yang ada di SMA saya. SMA saya memiliki banyak ekskul
diantaranya, basket, futsal, taekwondo, PMR, KIR, rohis, tari saman, paduan
suara, dan masih banyak lagi. Namun ekskul yang paling banyak didatangi
standnya setelah demo ekskul adalah basket, futsal, taekwondo, paduan suara dan
tari saman karena kelima ekskul tersebut sudah memiliki banyak prestasi
sehingga banyak siswa/siswi ingin mendaftar.
Pada saat penampilan tari saman,
bukan hanya tari saman saja yang ditampilkan tetapi ada tarian tradisional
lainnya seperti tarian dari betawi dan dari bali. Begitu bagus saat penampilan
saman, dengan kekompakan dan kerapihan gerakan mulai dari tangan, kepala dan
kelenturan tubuh saat mengikuti irama tabuhan rapa’i dari syeikh dan bukan
hanya gerakan saja tetapi juga kekompakan suara untuk menyayikan lagu saman
tersebut.
Saat saya mendaftar saman, ternyata
banyak juga siswi yang mendaftar. Akhirnya saya pun melakukan latihan pertama
kali pada hari Jumat setelah pulang sekolah yaitu jam 11.30. Pertama latihan,
para senior memperkenalkan diri dan dibagi menjadi beberapa kelompok yang
terdiri dari 4 orang dengan 2 senior yang akan mengajarkan kita. Kelompok saya
mendapat senior menurut saya galak tidak tetapi tegas dalam mengajari gerakan
awal.
Ini pertama kali saya mengikuti
kegiatan tarian. Pertama diberitahu bahwa jari harus rapat tidak boleh renggang
agar menghasilkan bunyi yang nyaring saat dihentakkan ke pangkal paha atau
dada, karena jari saya terkadang renggang sehingga dipakaikan karet gelang
supaya jari-jari saya rapat.
Saya pikir, gerakannya mudah seperti
pertunjukkan demo ekskul, tetapi ternyata susah namun lambat laun akhirnya saya
bisa menguasai gerakan yang diberikan senior. Kurang lebih sebulan kita belajar
gerakan dan mencoba digabungkan menajadi satu baris, lumayan rapih. Jumat
minggu depannya, dipanggil syeikh untuk mecoba gerakan diiringi rapa’i
tersebut. Awal percobaan, karena kita sama sekali belum pernah mencoba anatara
gerakan satu sama lain dengan iringan rapa’i tidak sama atau berantakan sehingga
setiap Jumat syeikh pun datang untuk memperlancar gerakan dengan diiringi rapa’i.
Awal Januari, SMA lain mengadakan
lomba saman, SMA saya pun ingin mengikuti lomba tersebut. Dari awal latihan
sampai Januari hanya bertahan 30 orang. SMA tersebut memiliki syarat paling
banyak 1 tim saman 15 orang, akhirnya diadakanlah pemilihan untuk diambil 15
orang. Pemilihan pun dilakukan dengan unik, yaitu kita disuruh tutup mata, dan
senior akan menarik 5 orang masuk keruangan diacak bagian atas bawah dan kita
harus siap entah atas atau bawah. Setelah dilihat syeikh dan senior, kita
dikasih beberapa pertanyaan yang akan dipertimbangkan apakah ikut lomba atau
tidak.
Setelah mengikuti lomba pertama
kalinya, saman SMA saya menang dan selalu ikut perlombaan saman berikutnya di
setiap sekolah baik di Depok maupun luar Depok. Prestasi dan piala pun selalu
dibawa pulang sebagai hasil jerih payah latihan selama seminggu menjelang
perlombaan dan saya pun bangga menjadi bagian dari mereka.
Tidak hanya diajarkan saman saja,
tetapi tarian daerah lainnya juga diajarkan terutama menjelang demo ekskul
tahun berikutnya dimana saya menjadi bagian dari acara tersebut. Menjelang demo
ekskul, kita dituntut untuk bisa tarian dari betawi dan tarian Bali selain
saman karena demo ekskul tidak hanya menampilkan tari saman juga tetapi
dicampur dengan tarian lain.
Saat perayaan Maulid Nabi, saman
ikut berpartisipasi dan saya ikut acara tersebut. Menjelang seminggu acara,
kami fokus latihan dari pulang sekolah sampai isya. Meskipun kami tampil
diacara sekolah sendiri, tetapi kita tetap menampilkan yang terbaik seperti
halnya acara lomba lainnya. Biasanya setelah penampilan, selalu diadakan forum
dengan tujuan untuk mengevaluasi dari apa yang kita telah tampilkan agar
dipenampilan berikutnya bisa menghasilkan lebih baik lagi.
Tetapi menjelang kenaikan kelas 12,
saya memutuskan untuk berhenti dari saman. Pertama capek latihan terutama
menjelang lomba bisa sampai isya dan biaya yang dikeluarkan individu untuk
lomba tidak murah. Alasan utama saya keluar, karena sudah tidak diizinkan
orangtua dan mereka menyuruh saya fokus terhadap sekolah saja.
Sekian cerita singkat saya sebagai
bagian dari penari saman. Saman itu tidak mudah dan tidak susah seperti yang
kita lihat setiap acara. Jika kita fokus, niat dan giat latihan, maka kita akan
bisa mengikuti gerakan saman tersebut, begitu pula dengan tarian daerah
lainnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar